Hot Todays

Kamis, 08 Maret 2012

Kursus Bahasa Inggris ? Ke Pare aja..!

Kampung Inggris Pare, Cerita menarik dari Mas Fahmi Ulumuddin ini wajib dibaca, Dulu bahasa inggris adalah momok bagi saya, saya beranggapan bahasanya orang munafik karena lain tulisan lain di lisan, sebab pandangan jongkok seperti itulah sedari kelas satu
MI sampai 3 Aliyah, Bahasa inggris saya bisa di bilang jeblog, nilai ulanganpun tak pernah lebih dari cukup ditambah guru guru  bahasa inggris saya killer… ohhh,,, pelajaran bahas inggris menjadi sebuah siksaan bagi saya selama di dalam kelas.
Pencerahan baru datang setelah saya lulus dari jenjang menengah atas beberapa bulan yang lalu, tepatnya setelah tes di dua di perguruan tinggi negeri, hasilnya tak satupun di terima, sebabnya.. bahasa inggris saya merangkak, :) . untunglah pencerahan itu datang walaupun terlambat seperti saat ultramen sudah kalah babak belur dan lampu di dadanya berkedip kedip merah kemudian tiba-tiba semangatnya menggelora hingga mampu mengalahkan monster sebagai musuhnya. saya ingin kuliah, saya ingin meneruskan pendidikan saya, dan setiap tes mesti saja ada tes bahasa inggris. karena itu dengan sangat terpaksa saya berusaha belajar bahasa yang satu ini, tapi pada akhirnya benci saya pada bahasa ini menjadi cinta.
“di setiap benci ada cinta”

 Tercium harum semerbak dedaunan yang baru saja berfotosintesis terkena pantulan mentari pagi, dari becak yang tengah berjalan lambat, aku menikmati suasana pagi hari kediri jawa timur, duduk bersama dengan temanku yang masih tak percaya kalau nyatanya kami sampai ke jawa hanya untuk mempelajari bahasa Inggris, terbesit sebuah tanya dalam hati “aneh memang dunia ini, ingin belajar bahasa inggris tapi pergi ke jawa timur?”. 
Di becak ini saya dan teman melepas penat setelah 15 jam perjalanan di dalam gerbong kereta ekonomi jurusan senen-surabaya, saya berpuas diri menyelonjorkan kaki di becak ini, di dalam gerbong saya tak bisa berkutik, mau buang air kecilpun susah, karena toiletnya juga penuh sesak oleh penumpang.
Mentari mulai merangkak naik tersembul dari balik kebun tebu yang tak habis-habisnya, oh inikah jawa seperti yang mas pram ceritakan di bumi manusia, batang-batang tebu yang mengundang si hidung mancung mengalahkan raja raja tanah air, dan kini aku melihat kebun kebun itu dengan mataku, menciumi harum bekas bekas pengangkutan gula dari kota ini ke eropa.dan melalui kebun kebun itu aku tahu kalau telah sampai di tempat tujuanku, Pare si Kampung Inggris.
Saat turun dari becak, saya terkesiap melihat orang - orang berlalu lalang dengan sepeda, banyak sekali, dan sebagian besar menggunakan sepeda, dan yang lainnya berjalan. mereka semua membawa buku modul bahasa inggris. terlihat senyuman mengembang di wajah mereka, ada yang berjalan sambil mengobrol dengan bahasa di film-film hollywood. kudengar sayup-sayup seseorang berkata  “what’s up bro?” saat berpapasan dengan kawannya. Aku tersenyum lebar, tak kuasa menahan hasrat untuk langsung belajar di kampung inggris ini, menjadi terkenal seantaro indonesia karena banyak lembaga kursus bahasa inggris di sini, semuanya murah meriah, berbaur dan penuh persaudaraan, tua muda, bahkan aku satu asrama dengan seorang bapak dua orang anak yang jauh-jauh dari riau untuk belajar bahasa inggris karena dalam waktu dekat ia akan ke eropa. Indahnya Pare.
Kejutan-kejutan lain datang silih berganti, belajar di pare tak seperti belajar di sekolah di sini aku hidup dalam crazy English, don’t be ashamed, just speak what do you want to. don’t give even think about grammar!!!!” hee. . saya belum berlanjut ke tingkat writing, entah benar atau tidak. di sini saya laksana bayi yang baru belajar bicara, grammar dikesampingkan, para guru berkeyakinan belajar bahasa inggris lebih efektif jika langsung bicara, praktek praktek dan praktek bicara  terus di bimbing oleh tutor yang bicaranya cas cis cus, sesekali kami nonton film hollywood dengan bahasa slanknya atau mendengarkan radio BBC dengan britishnya.
Seluruh desa, adalah tempat belajar, ladang, kebun, halaman, tak hanya di dalam kelas, bahkan dalam pelajaran drama berbahasa inggris aku dan kelompokku belajar di pekuburan desa ini, hiiiii. serem. tapi itulah kenyataan, suasana seperti itulah yang membuatku jatuh cinta pada bahasa ini, sayang hanya ada dana untuk belajar satu, mencari dana tambahan tak cukup waktu. ke Bali tak tergapai, hanya sebulan saya berkesempatan mengecap metode belajar bahasa inggris yang luar biasa berbeda serta hidup di desa yang jauh dari bising kota, di desa yang bersih dari polusi, di desa Tulungrejo-Pare-Kediri - Jawa Timur. di sini juga saya bersahabat dengan teman-teman dari pelosok indonesia, sabang sampai merauke, berkumpul dan menyatu dalam cinta, walau belum mampu menggapai tes TOEFL atau IELTS yang kursus persiapannya banyak dilaksanakan di desa ini. tak apalah, di pare banih cintaku pada bahasa inggris mulai tumbuh menjadi tunas-tunah yang indah.
>>> to all my best friends I do love, do miss u  ..!


Cerita menarik ini juga dapat dibaca di blog sang empuhnya http://warsimi.blogspot.com/2012/03/cintaku-tumbuh-di-pare.html

Minggu, 12 Februari 2012

Pare, Kampung Inggris ( Sebuah Pengalaman Sahabat )

Kampung Inggris, Kami menemukan sebuah artikel menarik tentang Kampung Inggris Pare di blog sahabat yang beralamat di http://www.englishindo.com/2011/01/pare-revealed.html, Berikut ini Artikelnya: Pare, begitulah konon nama sebuah Kecamatan
yang strategis terletak diantara 4 Kabupaten: Kediri, Jombang, Malang dan Nganjuk Jawa Timur. Namanya samar-samar namun begitu terkenal hingga ke sudut pelosok negeri kita. Entah mengapa begitu terkenal, saya sendiri tak pernah mengetahui jimat dibalik nama Pare ini. Keyboard ini seakan tahu bahwa Pare dikenal sebagai Kampung Bahasa Inggris. Andai boleh berbangga diri, Pare bisa saja menjuluki dirinya sebagai England of Indonesia. 
Namun bagi saya, yang pernah jalan-jalan sebentar disana, Pare tidaklah berbeda dengan daerah-daerah lain di Indonesia..Bagaimanapun, catatan yang paling saya ingat adalah, bahwa Pare memang benar-benah sebuah daerah yang sesak dengan kursusan bahasa, tidak hanya bahasa Inggris, tapi juga masih banyak lagi dari Kursusan bahasa Prancis, Spanyol, Arab, Mandarin, Jepang apalagi Korea. Sejauh yang saya tahu, ada setidaknya tiga Desa yang memiliki ciri kursusan disana, Tulungrejo, Palem dan Pare sendiri, sangat ramai untuk sebuah Desa meski sepinya sama saja seperti desa-desa lain di Indonesia. Maaf, saya tidak sedang berpromosi, hanya sekedar bercerita apa adanya.


Cerita lanjut, setiap waktu, silih berganti, para pendatang—dari yang ingin belajar bahasa, hingga sekedar menghabiskan masa liburan saja, dari tingkat SLTA hingga tingkat S2 (saya belum menemukan S3)—semua ada disana. Manusia disana sangat beragam, dari hitam, putih, tinggi, pendek, cantik, ganteng, hingga yang jelek pun juga ada. 
Jika tak jeli, anda pasti tak bisa membedakan mana penduduk asli dan mana pendatang.Tidak seperti di daerah perumahan elit, dimana untuk menemukan sebuah rumah kita harus paham nomor dan blok apa, di Pare kita hanya cukup mengenal nama rumah tersebut. Hebatnya lagi, kita tak perlu nanya RT jika kita mencari sebuah rumah disana. Karena disana hanya mengenal House sebagai simbol rumah mereka. Tidak ada kos-kosan, tidak ada kontrakkan, sekali lagi yang ada hanya House. Untuk kedua kalinya, MAAF saya tidak sedang berpromosi, hanya sekedar bercerita apa adanya.


Lanjut cerita, Dari sekian banyak kursusan bahasa disana, memang benar tempat kursus paling banyak adalah kursusan bahasa Inggris, sehingga jangan heran jika Pare dikenal dengan kampung bahasa Inggris. Singkatnya, banyak tempat kursus handal yang bisa membimbing anda dalam meningkatkan kemampuan anda. Semisal jika sobat-sobit semua ingin memperdalam kemampuan vocabulary, sobat sobit bisa kursus di HARVARD, tempat kursus yang tenar dengan sehari 100 kata. Jika sobat-sobit ingin memperlancar kemampuan speaking, sobat-sobit bisa private langsung dengan Mr. Tantowi, lulusan Amerika sebulan Cuma 100 ribu saja, atau bisa juga berlama-lama bersama Mr. Kalend sesepuh Pare sekaligus Chief of BEC yang namanya tak asing lagi bagi Turis di Djogja dan sekitarnya. 
Selain itu nama-nama seperti MAHESA INSTITUTE, DAFFODILS, BRIGHT, BECC, RHiMA dan masih banyak lagi bisa saja dicoba untuk belajar bercakap-cakap disana. Lalu, jika sobat-sobit ingin mengasah kemampuan Grammar, maka tentu SMART ILC  tempat yang paling utama, meski nama-nama seperti KRESNA perlu dipertimbangkan juga. Untuk ketiga kalinya, MAAf, saya tidak sedang berpromosi, hanya sekedar bercerita apa adanya.


Continue saja, jika sobat-sobit ingin mendapatkan ijazah D2 dalam waktu yang hanya 1 tahun, dengan opsi penambahan kuliah 2 tahun di Universitas Wahid Hasyim Jombang, maka sobat-sobit bisa datang ke MAHESA; sebentar dan ringan biaya tentunya. Terus, Jika mungkin ada yang tertarik belajar Writing dan Translating, menurut saya ELFAST lah tempat yang pas buat anda. Sungguh banyak opsi yang ditawarkan, membingungkan atau malah menyenangkan. Semua itu hanya sepenggal nama-nama kursusan di Pare yang masih membenak di kepala saya. Kira-kira 7 tahun silam lamanya, jika cerita diatas berbeda dengan kondisi dan situasi Pare sekarang ini, maka wajarlah adanya. Karena untuk yang terakhir kalinya, saya tidak sedang berpromosi, hanya sekedar bercerita apa adanya.


Satu hal yang perlu di Ingat; Jika saat semua kursusan libur, yaitu pada hari sabtu dan minggu seperti biasa, Goa Surowono patut anda rasakan sendiri sensasinya. Tanyakan saja jika anda berada disana.


Khusus untuk Ladies (yang berkumis dan berjenggot tidak termasuk), jangan pernah keluar diatas jam 09.00,- itu aturan disana.


“I am not promoting Pare, just retelling its story…


APA ADANYA…


Anda punya pengalaman menarik ketika di Kampung Inggris, Kirim ceritanya ke mediapare@gmail.com untuk dimuat di www.KampoengInggris.com

Kamis, 26 Januari 2012

Never Ending to Learn (Memetik Spirit dari Kampung Inggris)

Kampung Pare, Berikut ini sebuah cerita dan artikel menarik dari Bapak Abdul Salim, Guru PAI dan Bahasa Arab di SD Al Muslim Cabang Jawa Timur, ketika mendampingi siswa-siswinya mengisi liburan edukatif di Kampung Inggris Pare yang juga di muat di surya.co.id. Berikut ini coretan beliau:
Libur semester gasal tahun ini (25 Desember 2011- 4 Januari 2012) kami mendampingi siswa-siswi SD, SMP, dan SMA Al Muslim ke Desa Tulungrejo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Mereka mengikuti English Holiday Program di Desa Tulungrejo yang terkenal dengan Kampung Inggris. Yeach, very interesting! Dapat dipastikan, mereka yang berkunjung ke sana pasti mendapat pengalaman mengesankan dan spirit yang baik. Setidaknya seperti yang tertulis di aksesori dari Pare, “Never Ending to Learn”. Itu merupakan spirit yang mencerminkan visi misi hidup long life for education, belajar sepanjang hayat. Hebat dan tentu dapat membuat kita semakin bersemangat.

Kampung Inggris tentu tak serta merta menjadi kampung pembelajar. Sebagai buktinya, sejak terbit fajar hingga malam menyelimuti, kampung ini tak pernah sepi dari kegiatan pembelajaran. Jadi bukan isapan jempol tawaran yang tertulis dalam brosur, baliho, dan spanduk yang menawarkan beragam program belajar bahasa asing. Grammar, Speaking, Communication, dan lainnya betul-betul terimplementasikan dalam beraktivitas. Hal ini kian marak dengan berlalu lalangnya para pejalan kaki, pengayuh sepeda onthel, dan sebagian pengendara sepeda motor yang sesekali berdialog dalam bahasa Inggris.

Itulah cermin belajar dan belajar yang merupakan habit hebat. Alangkah hebatnya jika kita berupaya untuk menerapkan di lingkungan kita masing-masing. Semangat kampung Inggris tak lepas dari peran KH. Ahmad Yazied bin KH Abdul Qohhar (Alm) yang konon pengasuh pondok pesantren Darul Falah, bermukim di Anyelir 54. Rumah belajar itu kini telah berubah menjadi Ahmad Yazid Center dengan Nano English Program yang juga menambah semarak Desa Tulungrejo. Saya sepakat, bahwa berkat talenta KH Ahmad Yazid yang menguasai delapan bahasa dunia adalah embrio kampung Inggris. Embrio inilah yang melahirkan bayi Basic English Course yang didirikan Mr Kalend (1977) yang secara resmi menjadi lembaga kursus pada tahun 1992.

Itulah Desa Tulungrejo, kampung yang pernah disinggahi Clifford Gertz, sosiolog Jerman, saat meneliti budaya Jawa pada tahun 1950-1960 yang menghasilkan karya fenomenal The Religion of Java (1964). Gertz membagi tiga golongan masyarakat Jawa dalam santri, abangan, dan priyayi. Berdasarkan penuturan Saifullah Yazid dan Abdul Syakir, keduanya putra pertama dan keempat Kyai Yazid, panggilan KH. Ahmad Yazid, bahwa golongan santri itu diwakili masyarakat Desa Tulungrejo, abangan diwakili daerah utara, dan priyayi diwakili daerah Kota Pare saat itu.

Kini, justru daerah santri ~dimana Gertz sering berinteraksi dengan Kyai Yazid yang juga menguasai Bahasa Jerman. itu mampu mengharu birukan dan membanggakan Pare. Sebab di desa itu telah tumbuh dan berkembang kursus bahasa asing yang tidak kurang dari 150 lambaga kursus. Tidak hanya di Desa Tulungrejo, namun kini di Desa Palem yang terletak di utara Tulungrejo juga terimbas dengan berdirinya lembaga kursus. Walau ada yang mengesankan, bahwa berbahasa Inggris di sana dengan aksen Jawa. Ya, yang penting understanding kawan!

Lawatan ke Tulungrejo Pare pasti tak akan terlupakan, sebab kita merasakan habitnya yang luar biasa. Habit itu yaitu semangat belajar dan pantang malu untuk bisa. Terbukti di sepanjang Jalan Anyelir (sebagai embrio dan janin Kampung Inggris), Jalan Brawijaya (sebagai jalan protokol yang terletak di selatan jalan Anyelir),  Jalan Seruni (di utara Jalan Anyelir yang masuk Dusun Tegalsari Desa Palem),  Jalan Veteran (yang merupakan jalur Bus antar kota), serta jalan-jalan kampung dan sekitarnya kita jumpai kelompok belajar dan aktivitas pembelajaran. Tidak peduli apakah anak-anak, remaja, orang tua, bahkan pemilik serta penjaga warung-pun, terutama yang dekat dengan BEC, berinteraksi dengan menggunakan bahasa Inggris.

Semua berlalu lalang, bercengkrama dan bersendaugurau dengan bahasa Ingris. Lebih-lebih para murid yang menuntut dirinya untuk bisa berbahasa asing. Paktis, kontektual, dan menakjubkan. Budaya itulah yang tidak bisa kita hargai dengan uang yang kita keluarkan untuk mengikuti kursus di Kampung Inggris. Oleh itu desa ini patut kita sebut sebagai Desa Berkarakter. Sebab desa ini memiliki semangat belajar yang tak pernah pudar dan semangat juang yang tak pernah usang. Sehingga kita semua, terutama yang ingin belajar di sana, akan menemukan komunitas pembelajar yang luar biasa. Itulah semangat belajar dan pantang malu untuk menyongsong masa depan yang lebih baik.

Guru PAI dan Bahasa Arab di SD Al Muslim Cabang Jawa Timur
agussalim.sim99@yahoo.com 

Minggu, 22 Januari 2012

Panduan Rute dan Peta Menuju Kampung Inggris

Kampung Inggris, Periode masuk tinggal sebentar lagi, Jika Kamu masih binggung rute menuju Kampung Inggris Pare, berikut ini PIKIP (Pusat Informasi Kampung Inggris Pare) melalui website www.KampoengInggris.com mempersembahkan info singkatnya :

MELALUI UDARA

Dari Bandara JUANDA naik bus DAMRI ke terminal bus BUNGURASIH. Dari terminal bus BUNGURASIH naik bus jurusan PARE, turun di perempatan TULUNGREJO lalu naik becak ke tempat
kursus yang anda pilih.
Dari Bandara SOEKARNO HATTA naik bus ke stasiun GAMBIR, lalu naik kereta api jurusan JAKARTA-SURABAYA via Selatan lalu turun di stasiun JOMBANG. Dari Jombang naik angkot/bus jurusan PARE. Turun di perempatan TULUNGREJO lalu naik becak ke tempat kursus yang anda pilih.


MELALUI DARAT DENGAN KERETA API

Naik kereta api jurusan JAKARTA-SURABAYA via Selatan lalu turun di stasiun JOMBANG. Dari Jombang naik angkot/bus jurusan PARE. Turun di perempatan TULUNGREJO lalu naik becak ke tempat kursus yang anda pilih.
Dari JAKARTA Pasar Senin naik KA jurusan MALANG turun stasiun KEDIRI. Dari Stasiun KEDIRI naik becak ke Halte bis Toyota (bayar max. 7rb). Dari Halte tunggu bis besar Jurusan Surabaya yang lewat Pare (hati2 jangan sampe keliru bis yang lewat Kertosono) / naik bis  warna biru (PUSPA INDAH) jurusan MALANG turun di BEC PARE ( bayar max. 5 rb), lalu naik becak ke tempat kursus yang anda pilih.
Dari terminal bus BUNGURASIH naik bus jurusan PARE, turun di perempatan TULUNGREJO lalu naik becak ke tempat kursus yang anda pilih.

LAUT

Dari pelabuhan TANJUNG PERAK Surabaya, naik bus kota ke terminal bus BUNGURASIH. Dari terminal bus BUNGURASIH naik bus jurusan PARE, turun di perempatan TULUNGREJO lalu naik becak ke tempat kursus yang anda pilih.




Peta Kampung Inggris



Keterangan Peta:

Warna biru : BEC (Basic English Course)

Warna Merah : Tugu Garuda

Garis Hijau : Perkampungan Bahasa Inggris Pare

Jika Kamu masih binggung dengan panduan dan peta yang kami berikan, Kamu bisa menggali info lebih dalam di website-nya Duta Pare di www.kampunginggris.co.id yang mengulasnya lebih lengkap disertai dengan tarif kendaraannya.

Rabu, 18 Januari 2012

Liburan Edukatif di Kampung Inggris Pare Kediri

Kampung Inggris, Admin KampoengInggris.com sedang Blog Walking, eh.. yadalah menemukan Artikel menarik yang memabahas serunya liburan di Kampung Inggris Pare, artikel di blog sahabat Annamaniac yang di publish di vivanews dan 
beralamat asli di http://mainmakanminum.blogspot.com/2011/12/liburan-edukatif-di-kampung-inggris.html Berikut ini artikelnya: Apakah anda pernah mendengar tentang Kampung Inggris? Ini adalah sebuah kawasan yang berdiri sejak puluhan tahun lalu berisi puluhan tempat kursus bahasa Inggris di Desa tulungrejo, Pare, Kediri-Jawa Timur. Kini kampung Inggris bisa dibilang sebagai lokasi kursus bahasa Inggris terbesar di Indonesia! Wow... Ada berbagai macam jenis kursus di sini, mulai persiapan TOEFL, melancarkan Speaking, memantapkan Grammar dan Translation atau sekedar Daily Conversation. Sesuaikan sendiri dengan kebutuhan anda.

Sobat Annamaniac juga memberikan gambaran rute menuju Kampung Inggris, seperti berikut ini: Lalu bagaimana caranya menuju Kampung Inggris? Kita bisa ke sana naik bus, kereta ataupun pesawat. Tapi yang lebih mudah dan murah tentu saja naik kereta, dari stasiun Jatinegara atau Pasar Senen. Dari stasiun Kediri, bisa berjalan kaki (1,5km) atau naik becak (Rp.10.000,-) ke Bhayangkara. Dari sini tinggal naik angkutan jenis elf langsung ke kampung Inggris selama 30 menit dan membayar Rp.10.000,-. Mudah khan? (Untuk rute dari daerah lainnya bisa cari disini www.KampungInggris.co.id)


Beliau juga menjelaskan periode yang tepat ke Kampung Inggris, serta akomodasi di Pare, yuk simak bersama-sama; Kapan saat yang tepat untuk ke Kampung Inggris? Mayoritas kursus dimulai tiap tanggal 10 dan 25 tiap bulannya. Jadi, pastikan anda sudah tiba di sana 2-3 hari sebelumnya. Akan lebih baik pula bila anda sudah mendaftar dan mentransfer uang pendaftaran sesuai kursus yang akan diambil (ada lembaga yang melayani pembayaran via transfer atau juga bisa mendaftar melalui jasa konsultan kursus dan guide untuk di daftarkan dan di carikan tempat tinggal). Jangan ambil resiko datang tanpa persiapan matang dan waktunya mepet. 

Anda tidak perlu kuatir untuk masalah akomodasi dan konsumsi karena banyak pilihan yang tersedia. Untuk akomodasi, kita bisa memilih tipe kos atau kamp dengan segala kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Harganya bervariasi dengan kisaran Rp.100.000,- hingga Rp.500.000,-. Camp tentunya lebih nyaman, karena selain memiliki fasilitas yang lebih lengkap juga menyediakan English Area dan kelas tambahan pagi-sore. Konsumsi pun takkan menjadi masalah, karena banyak sekali tersedia warung makan di sini, mulai yang standar hingga yang nyaman untuk nongkrong. Untuk 3 kali makan sehari anggarkan saja sekitar Rp.15.000,- hingga Rp.30.000,-. Murah bukan?

Dijelaskan pula beberapa wisata menarik di sekitar Kampung Inggris, berikut ini penjelasannya: Selain tawaran liburan edukatif dengan kursus bahasa inggris, Pare juga menawarkan sensasi liburan lain yang menarik. Kita bisa bersepeda mengunjungi Gowa dan Candi Surowono, Landmark Kediri yang sangat mirip dengan Paris, berenang di kolam renang hingga berwisata kuliner di alun-alun. Bosan di sekitar Kediri, anda pun bisa ke Malang dan Batu, mampir di Jatim Park atau pulau Sempu. Alternatif lainnya yang lebih jauh adalah Gunung Kelud, Gunung Bromo hingga Bali. Menarik bukan? Kapan lagi anda dapat menghabiskan liburan sekolah/ kuliah dengan kegiatan edukatif selama sebulan berbiaya kurang dari Rp.1.500.000,-? Kemampuan bahasa Inggris meningkat, teman-teman dari seluruh Nusantara bertambah, pengalaman menarik pun semakin banyak. Ayo!  ke Kampung Inggris Pare.. 

Bagaimana cerita dari Sobat Annamaniac ini, Menarik Bukan? Ayo! liburan dan belajar bahasa inggris di Kampung Inggris Pare

Minggu, 15 Januari 2012

Durasi Kursus Di Kampung Inggris

Kampung Inggris, Berapa lama sih waktu yang dibutuhkan untuk bisa menguasai bahasa inggris jika kursus di Kampung Inggris? sebuah pertanyaan yang sangat sering diutarakan oleh calon peserta kursus kampung inggris yang sebelumnya sudah pernah kursus di tempat lain
(bahkan banyak juga yang sudah pernah kursus di lembaga-lembaga ternama) namun belum kunjung berhasil menguasai bahasa inggris sesuai yang di harapkan.

Untuk bisa menguasai kemampuan dasar atau level basic biasanya rata-rata peserta kursus memerlukan waktu sekitar 1 bulan dengan fokus mengambil program grammar atau speaking saja, artinya jika kamu ingin menguasai kemampuan dasar bahasa inggris untuk speaking dan grammar sekaligus maka membutuhkan waktu sekitar 2 bulan. Jika ingin lebih Jago, kamu bisa mengambil program kursus yang berdurasi minimal 3 bulan atau bahkan yang minimal 6 bulan. Pada tahap ini kamu bisa mulai memperbanyak variasi dan level program yang diambil. Misalnya jika pada bulan pertama kamu fokus membentuk dasar speaking, sekarang kamu bisa mulai menambah grammar, pronunciation, public speaking, translate dll. Idealnya semakin lama kamu belajar, dan semakin terintegrasi program yang kamu ambil maka semakin baik pula hasil yang kamu peroleh.

Umumnya peserta kursus di Kampung Inggris Pare sudah cukup mahir menguasai bahasa inggris hanya dengan belajar selama 3 bulan saja, dan cukup matang jika belajar selama 6 bulan, menjadi master hanya dengan menempuh pendidikan selama 9 bulan. Namun tentu saja ini juga tergantung dari individu dan kesungguhan masing-masing dalam belajar bahasa inggris.

Jumat, 13 Januari 2012

MENENTUKAN PERIODE MASUK DAN LAMA BELAJAR DI KAMPUNG INGGRIS

Kampung Inggris, Durasi waktu yang kamu miliki menjadi salah satu faktor penting dalam perencanaan belajar di kampung inggris pare.  Sebelum ke kampung inggris pare,  ada beberapa hal yang perlu kamu tetapkan adalah di periode masuk mana Kamu akan mengikuti kelas dan
durasinya berapa lama serta lembaga kursus mana yang akan kamu ambil dan cocok dengan waktu yang kamu miliki untuk kursus bahasa inggris di pare. Karena kursus di kampung inggris kamu tidak bisa asal masuk dan keluar sesukanya lho.. Karena ada kalender akademik di setiap lembaga kursus di kampung inggris Pare. Banyak lembaga kursus yang memulai kelasnya pada tanggal 10 dan 25 setiap bulannya, ada pula yang membuka program setiap tanggal 3 dan 14 setiap bulannya, dan beberapa lembaga besar membuka program hanya di periode waktu tertentu yaitu pada tanggal 1 Februari (masuk 1 Maret), 1 Mei (Masuk 1 Juni), 1 Agustus (Masuk 1 September), dan 1 November (Masuk 1 Desember). Jadi kamu gak akan bisa masuk selain di tanggal itu. Banyak kejadian peserta yang datang diluar tanggal tersebut akhirnya harus nganggur dulu untuk menunggu  kelas dimulai, Waktu kamu bisa terbuang sia-sia disana. Jadi aturlah waktu kamu satu atau dua hari sebelum kelas dimulai kamu sudah tiba di Kampung inggris pare.

Pilihlah Durasi Kursus Sesuai Waktu yang Kamu Miliki

Sebagian besar lembaga kursus membagi durasi programnya per 2 minggu dan 1 bulan dan memulai kelasnya setiap tanggal 10 dan 25. Misalnya kamu masuk tanggal 10 maka ujian akan dilaksanakan pada tanggal 23 atau 24. Namun ada juga lembaga kursus yang hanya membuka kelas setiap tanggal 10 saja (durasinya per bulan).

Di kampung inggris, ada lembaga kursus yang membuka durasi minimal 6 bulan adalah BEC. Di lembaga kursus tertua di kampung inggris ini, pendaftaran hanya dibuka 4 kali setiap tahunnya. Yaitu pada tanggal 1 Februari, 1 Mei, 1 Agustus, dan 1 November. Buat kamu yang memiliki waktu 6 bulan atau lebih, disarankan untuk mengambil program  ini. Ada pula yang durasinya minimal 3 bulan yaitu HEC1, HEC2, dan EECC, jika telah lulus selama 3 bulan di lembaga-lembaga ini kamu bisa melanjutkan ke BEC ke level TC, karena memang ketiga lembaga ini punya kerjasama dengan BEC dan bisa disebut juga sebagai cabang BEC, biasanya lembaga HEC1, HEC2, dan EECC menjadi pilihan alternatif bagi peserta kursus yang tidak keterima masuk di BEC karena kelas sudah penuh.

Rabu, 11 Januari 2012

HIRUK PIKUK KAMPUNG INGGRIS PARE

Kampung Inggris (KampoengInggris.com), Kota Pare Kabupaten Kediri sebenarnya sama dengan kota-kota lain di Indonesia, Pare hanyalah sebuah kota kecamaan kecil yang berada di Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Hal yang membuat kota Pare terkenal adalah karena banyaknya lembaga kursus bahasa
asing terutama bahasa Inggris sehingga terkenal dengan sebutan Kampung Inggris.
Jargon Kampung Inggris yang melekat didukung tak kurang dari 107 lembaga kursus bahasa Inggris yang ada di Pare, Dusun Singgahan - Desa Pelem dan Desa Tulungrejo. Cikal bakal keberadaan Kampung Inggris ini dimulai dengan adanya lembaga kursus bahasa Inggris yang bernama Basic English Course (BEC) yang didirikan sejak tahun 1980an oleh Mr Kalent. Seiring berkembangnya waktu muncul lembaga-lembaga kursus yang lain bak jamur di musim penghujan.
Orang-orang yang datang ke Kampung Inggris tidak hanya masyarakat dari kawasan Kediri. Gaungnya yang begitu kencang dan terkenal membuat orang dari seluruh penjuru Indonesia dari Sabang sampai Merauke datang ke Kota Pare. Tak mengherankan dalam suatu periode tertentu ada pendatang dengan kelompok besar dan membuat suatu himpunan dengan nama daerah asal mereka. Yang paling terkenal adalah kumpulan orang Sulawesi.
Alasan utama ke Kampung Inggris tentu saja ingin mendalami bahasa Inggris. Bagi mereka pelajaran bahasa Inggris yang di dapat di bangku sekolah sampai bangku kuliah belum mumpuni melawan globalisasi. Kebanyakan alasan mereka mendalami bahasa Inggris untuk melanjutkan studi, terutama studi lanjut program master dan doktoral di luar negeri. Salah satu persyaratan yang harus mereka penuhi adalah harus meraih nilai TOEFL atau IELTS tertentu sehingga mereka dapat memperoleh beasiswa.
Alasan lain yang dipertimbangkan adalah biaya hidup yang murah, sebagai contoh biaya makan untuk satu porsi berkisar antara Rp 3 ribu rupiah sampai Rp 7 ribu rupiah dan juga tempat kos yang murah berkisar antara Rp 100 ribu rupiah sampai Rp 450 ribu rupiah tergantung fasilitas yang ditawarkan oleh masing-masing rumah kos.
Progam yang ditawarkan oleh lembaga kursusan di Kampung Inggris ini dibuka sepanjang tahun biasanya di tanggal 10 dan 25 setiap bulan. Ada kalanya suatu lembaga kursus harus membatasi jumlah pendaftar karena keterbatasan tempat dan tenaga pengajar. Sedangkan jumlah pendaftar sudah melebihi kuota yang bisa ditangani oleh suatu lembaga kursus. Hal ini terjadi saat liburan semester genap setiap tahun ajaran. Mulai dari siswa SMP, SMU, mahasiswa perguruan tinggi, tenaga pendidik yang mendatangi Kampung Inggris untuk memperdalam penguasaan bahasa Inggris.
Untuk menghindari over kuota biasanya para penuntut ilmu bahasa Inggris yang berjumlah ratusan ini melakukan pemesanan program jauh-jauh hari. Dengan begitu harapan mendapatkan tempat kursus yang diinginkan menjadi lebih besar.
Setiap hari jalanan di Kampung Inggris tak pernah sepi dari hilir mudik orang-orang yang membawa sepeda. Mereka singgah dari satu tempat ke tempat yang lain. Orang-orang ini seperti tidak pernah lelah dalam menuntut ilmu di Kampung Inggris. Semangat mereka terus berkobar walau harus merasakan teriknya paparan sinar matahari atau melawan hawa dingin di pagi hari.
Jangan heran saat datang ke Kampung Inggris banyak orang menggowes sepeda hilir mudik. Memang kebanyakan orang-orang yang datang ke Kampung Inggris menyewa sepeda sebagai alat transportasi selama mengikuti kursus. Sepeda sudah menjadi kebutuhan primer bagi orang-orang yang mengambil kursus bahasa Inggris di Kampung Inggris.

Oleh: FIKRI KHAIRUL ABROR Tutor Bahasa Inggris di English Language as Foreign Application Standard
fikri.abror@gmail.com
Artikel ini juga dimuat di Surya.co.id

Ads Todays

New Article