Hot Todays

Selasa, 24 Mei 2011

Welcome to Kampung Inggris Pare Kediri

Kampung Inggris ( Kampoeng Inggris Pare ), Ingin pandai berbahasa Inggris dengan cepat dan biaya murah? Datanglah ke dua desa di Kediri. Di sana, tersedia ratusan lembaga kursus bahasa Inggris. Dijamin, dalam 3 bulan sudah cas cis cus berbahasa Inggris.
“Hello guys, how’s life?”
“Everything is running good. And you?”
“Fine.”

Itulah percakapan yang terjadi antara seorang gadis remaja dan teman-temannya di sebuah warung sederhana di Desa Tulungrejo, sekitar 20 Km dari Kota Kediri. Jangan heran jika di desa itu menemui anak-anak ber-cas-cis-cus dalam bahasa Inggris. Entah itu di warung atau tempat nongkrong anak-anak muda. Mulai percakapan dengan topik serius, sampai banyolan, semua dilafalkan dalam bahasa Inggris.

Tentu saja tak semua bisa bicara Inggris dengan lancar. Maklum, baru belajar. Selain kosakatanya masih minim, pengucapannya juga terkesan belepotan. Tapi semangat mereka untuk bisa berbicara dalam bahasa internasional itu, luar biasa men-cengangkan. Itu pula sebabnya dua desa di Kabupaten Pare itu, Desa Tulungrejo dan Singgahan, dijuluki “Kampung Inggris”.


Luar Pulau
Tak semua penduduk Kampung Inggris adalah penduduk asli, karena banyak juga pendatang yang sengaja “mondok” di sana demi belajar bahasa Inggris. Di dua desa itu, terdapat 100 tempat kursus bahasa Inggris. Mulai dari yang besar sampai kecil. Para siswa datang dari berbagai pelosok Indonesia seperti Papua, NTT, bahkan Timor Leste. “Saya juga heran. Padahal, kalau untuk penduduk setempat, kursusnya gratis. Dari 100 siswa saya, cuma dua yang asli Pare,” kata Achmad Al-Faruqi (26).

Kata Faruqi, sudah lama Kampung Inggris jadi rujukan banyak orang untuk mendalami bahasa Inggris. Menurut pria asal Riau ini, siswa yang datang mulai dari jebolan SMU hingga lulusan pascasarjana yang ingin meraih gelar doktor. ”Ada juga yang ingin memperlancar percakapan sebagai bekal kerja di luar negeri.”
Di tempat kursusnya, lanjut Faruqi, selain diajari tata bahasa, struktur, “Yang penting adalah percakapan. Banyak yang pintar bahasa asing tapi kurang dalam soal percakapan. Makanya, kebanyakan yang datang ke sini ingin bisa berkomunikasi lancar,” kata pemuda jebolan Pondok Pesantren Gontor ini.
Tak heran jika sehari-hari, siswa diharuskan berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Bahkan, jika sudah memasuki kursus bulan kedua siswa yang tidak menggunakan bahasa Inggris, “Kami minta keluar sebab nanti akan merusak sistem,” ujar Abdul Rohim (27).
Soal gagap atau belepotan, “Tak masalah. Toh, para pengajar akan menuntun mereka.”
Murah & Cepat Bisa
Alasan lain orang berbondong-bondong menuntut ilmu bahasa

Setelah belajar di Pare, mereka makin pede bicara Inggris.

Inggris ke Pare, karena biaya yang amat murah. Untuk jadwal belajar sehari tiga hingga lima kali, biayanya hanya Rp 60 ribu sampai Rp 250 Ribu. ”Kalau di tempat lain, pasti jutaan rupiah,” kata Faruqi.
Mengingat pelajar kebanyakan datang dari luar daerah maupun pulau, disediakan pula sarana pondokan atau kos. Untuk tarif kursus plus kos, Rp 300 Ribu sampai 550 Ribu per bulan. “Kalau hanya kursus, cuma Rp 80 ribu sampai Rp 250 Ribu. Soalnya, jika mondok, belajarnya bisa lebih intensif lagi. Selain lima kali belajar, selama berada di sini, dilarang menggunakan bahasa selain Inggris. Makanya, cukup tiga bulan di sini, hampir pasti sudah bisa berkomunikasi lancar,” ujar Faruqi yang sudah memiliki tiga kontrakan rumah sebagai tempat pondokan sekaligus kelas siswa.
Dengan biaya semurah itu, ya, jangan bayangkan tempat mewah, sejuk, serta wangi. Meski ada tempat kursus yang menyediakan bangku, tak jarang ketika kursus hanya lesehan di atas tikar sederhana dengan papan tulis. Pakaian para siswa pun seadanya. “Kami tidak mengutamakan penampilan, yang penting kualitas,” tutur Faruqi yang sudah meluluskan sekitar 500 siswa.
Patokan tiga bulan sudah bisa berkomunikasi dalam bahasa Inggris, dirasakan Fitri (17), Feny (18), dan Yusri (19). “Sistem pengajarannya bikin kami cepat bisa. Tiap hari dicekoki dan harus bicara dalam bahasa Inggris, ya, lama-lama bisa. Sekarang saya sudah pede kalau bicara,” ujar Yusri, gadis dari Pelambang. Sementara Feny dan Fitri berencana menjadi pengajar bahasa Inggris. “Kalau lulus tes, kami bisa jadi guru bantu di pondok-pondok pesantren.”

Opi (kanan) terpaksa cuti kuliah untuk memperdalam bahasa Inggris.

Sedangkan Opi Yawulan (22), mahasiswa semester empat dari PTN di Bandung Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, sengaja cuti dari kampusnya selama satu semester untuk belajar di salah satu lembaga kursus di sana. “Alhamdulillah saya menemukan tempat ini. Meski saya kuliah di Sastra Inggris, di sini jauh lebih bagus teknik pengajarannya ketimbang di kampus. Di sini, struktur bahasa itu dipreteli satu persatu sampai kita benar-benar paham,” kata Opi yang membayar tak lebih dari Rp 500 ribu per bulan untuk biaya kursus plus pondokan. “Padahal, tempat kos saya untuk ukuran di sini sudah paling mewah.”

Dari berbagai sumber

Sabtu, 14 Mei 2011

PILIH-PILIH TEMPAT KURSUS DI PARE

Kampung Inggris ( Kampoeng Inggris Pare ), Di desa pare (pelem dan tulungrejo) ini terdapat puluhan tempat kursus. Dari yang menawarkan program per 4 bulan, 1 bulan sekali, 2 mingguan bahkan ada yang menawarkan privat. Ini semua disediakan untuk anda, dan anda bebas memilih, sesuai dengan kemampuan yang sudah anda miliki dan berapa lama waktu anda yang tersedia untuk menempuh program2 di berbagai tempat kursus.
Untuk biayanya, tergolong murah. Ada per programnya 25.000-200.000. Ini semua tergantung dengan program yang hendak ingin anda tempuh dan waktu yang anda sediakan.Ada baiknya anda kunjungi website2 tempat kursus yang ada. Anda bisa tanya2 dahulu. Seperti Mahesa atau di Kresna
Nah, gambaran singkat tempat2 kursus di pare sebagai berikut.Kalo anda sudah cukup mampu dalam grammar dan hanya ingin ambil conversation, anda bisa ambil kursus yang fokus pada conversation saja. Begitu juga kalo anda hanya ingin ambil grammar saja, anda bebas memilih tempat2 khusus yang menyediakan grammar. Atau bahkan kalo anda hanya ingin menguasai grammar khususnya part of speech, anda juga bisa ambil kelas khusus.
Nah, sebagai informasi penting lainnya, di pare ini waktu start untuk memulai program hanya ada di tanggal 10 dan 25 setiap bulannya. So, pastikan anda mendaftar sebelum tanggal2 itu.
Ada beberapa tempat kursus KHUSUS GRAMMAR di kampung bahasa inggris tulungrejo pare. diantarannya adalah : kresna, elfast, smart.
Ada juga tempat kursus KHUSUS SPEAKING saja di kampung bahasa inggris tulungrejo pare. diantarannya adalah : The Daffodils, Access, The Eminence, The Awareness, Global-e dll.
Tetapi ada juga kursusan yang menawarkan keduanya khusus untuk Basic Speaking dan Basic Grammar yaitu Mahesa Institute, BEC.
Ada juga tempat kursus model pesantren, tapi saya lupa namanya hehehe..
Intinya adalah, apapun kebutuhan anda, akan terfasilitasi di desa ini Kampoeng Inggris ( Kampung Inggris Pare ).

Minggu, 08 Mei 2011

Kampung Inggris ???


Kampung Inggris (www.KampoengInggris.com) Mungkin Ada yang belum tahu tentang kampoeng inggris? silahkan lanjut baca artikel berikut ini;

Ketika mendengar kata “Kampung Inggris” sepintas mungkin kamu akan berfikir bahwa ini adalah sebuah kampung dimana tinggal orang-orang bule yang selalu berbicara bahasa Inggris dimana-mana. Atau mungkin terbayang kalau semua orang dari anak kecil sampai orang tua, dari tukang bakso sampai tukang soto cas cis cus ngomong bahasa Inggris.
Setidaknya seperti itulah yang banyak diberitakan di media massa baik cetak maupun elektronik. Beberapa
benar, namun tidak semua pemberitaan tersebut sesuai kenyataan, bahkan ada yang terkesan dilebih-lebihkan. Semoga postingan awal ini bisa memberikan kamu gambaran lengkap mengenai keadaan yang sebenarnya dari Kampung Inggris, bagaimana sejarahnya dan meluruskan beberapa anggapan yang keliru.

Apa itu Kampung Inggris

 “Kampung Inggris ( Kampoeng Inggris Pare )”. Nama ini sebenarnya
bukan nama formal dari sebuah desa. Ini hanyalah sebutan atau julukan bagi suatu perkampungan yang terletak di Desa Tulungrejo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Perkampungan kecil yang damai, sejuk, nan jauh dari keramaian kota. Dan yang perlu ditegaskan, orang-orang yang tinggal disini adalah murni orang Indonesia tulen.
Jadi, bukannya kampung tempat tinggal orang bule. Ya mungkin ada sih satu atau dua orang bule Kampung Inggris (Kampoeng Inggris). Tapi kayaknya cuma numpang lewat deh. Kalo pun ada orang bule yang tinggal disana, ya mungkin itu sudah “bule” dari sononya (alias keturunan), Namun beberapa bule tulen yang ada di Kampung Inggris biasanya mereka adalah native speaker di beberapa lembaga kursus. Yang pasti, mitos, anggapan, berita atau apalah namanya yang menyebutkan bahwa kampung ini adalah tempat hunian para bule itu salah.
Namun julukan yang diberikan pada kampung ini juga bukan tanpa alasan. Karena memang konon ceritanya di kampung ini semua orang berbicara bahasa Inggris. Tapi bukan karena bahasa Inggris adalah native language (bahasa asli) mereka. Melainkan lebih karena banyak orang yang bisa berbicara bahasa Inggris disana. Di Kampung ini memang terdapat banyak sekali kursusan bahasa Inggris. Sampai pertengahan tahun 2010, tercatat terdapat sekitar 80 Lembaga Kursus beroperasi di Kampung Inggris. Bahkan kampung ini seperti sudah menjadi pusat pembelajaran bahasa Inggris terbesar di Indonesia. Dengan banyaknya lembaga kursus tersebut maka tak heran kalau banyak orang bicara bahasa Inggris dimana-mana, yang tak lain dan tak bukan adalah murid/guru dari lembaga – lembaga kursus di sana.

Sejarah Kampung Inggris

Bagaimana ceritanya sebuah perkampungan kecil ini bisa menjadi pusat pembelajaran bahasa Inggris terbesar di Indonesia?. Semuanya berawal dari didirikannya lembaga kursus yang bernama BEC (Basic English Course) oleh seorang penduduk pendatang yang bernama Pak Kallen (Mr Kallen). Sekalipun namanya seperti nama orang bule, tetapi dia orang Indonesia asli lho..
Pada awal berdirinya fasilitas yang dimiliki sangat terbatas, karena hanya berlokasi di teras masjid yang diperuntukkan untuk anak-anak desa yang kurang menguasai bahasa inggris. Selanjutnya di rumah-rumah yang membolehkannya mengajar, dan akhirnya sampai memiliki gedung sendiri. begitulah perjuangan Pak Kallen yang konsisten dan pantang menyerah hingga mengantarkan BEC menjadi begitu terkenal dan lulusannya diakui kualitasnya. Hal inilah yang mengundang banyak pendatang dari se-antero nusantara untuk belajar bahasa Inggris disana. Sampai-sampai tidak ada tempat lagi di BEC untuk menampung para calon murid tersebut.
Nah, dari sinilah mulai “berkembangbiak” beberapa lembaga kursus baru untuk memenuhi permintaan yang semakin meningkat. Beberapa lulusan BEC tetap mengajar disana dan beberapa yang lain mendirikan lembaga kursus sendiri. Lembaga kursus yang didirikan pun semakin bervariasi dari segi waktu, spesialisasi program, metode serta biayanya.
Akan tetapi, tidak semua lulusan BEC memilih untuk mengajar dan mendirikan kursusan sendiri. Ada juga yang buka warung, jualan bakso, dagang soto, membuka tempat fotokopi dll. Dan mereka semua bisa berbahasa Inggris. Mungkin dari sinilah asal cerita bahwa “bahkan tukang bakso sampai tukang soto pun bisa berbahasa Inggris”.
Kurang lebihnya seperti itulah gambaran serta sejarah mengenai kampung Inggris. Jika masih penasaran  dengan informasi-informasi tentang Kampung Inggris, bisa dilanjutkan membaca artikel-artikel berikutnya. icon smile Kampung Inggris, Apaan Tuh?

Kamis, 05 Mei 2011

LIBURAN DI KAMPUNG BAHASA

Kampoeng Inggris ( Kampung Inggris Pare ), SEPERTI liburan kuliah yang lalu-lalu, suasana Kampung Inggris, Singgahan Pare, Kediri, lebih ramai daripada biasanya. Banyak mahasiswa dari segala penjuru Nusantara menghabiskan liburannya dengan mendalami ilmu bahasa Inggris di kampung kecil ini.
Mahasiswa yang menghabiskan liburannya itu ada yang berasal dari kota Malang, Surabaya, Jogjakarta, Bandung dan juga Jakarta. Tak heran mengapa mahasiswa dari kota-kota itu berlibur di kampung kecil ini.
Pare sudah tersohor di kalangan kampus di Indonesia adalah kawah candradimuka bagi mereka yang ingin dapat bercakap-cakap menggunakan bahasa Inggris. Hebatnya lagi promosi itu tidak menggunakan brosur yang disebar ke penjuru kampus, tapi cukup hanya melalui getok tular atau dari mulut ke mulut saja.
Liburan kuliah yang biasanya hingga 2 bulan memang sayang kalau tidak digunakan dengan baik. Apalagi, waktu dua bulan hanya digunakan untuk tidur di rumah, sungguh sayang sekali.
Nah, dengan datang ke kampung inggris inilah para mahasiswa itu berusaha untuk memanfaatkan waktu liburannya.Di kampung Inggris ini, ada sekitar 50 kursus bahasa Inggris yang tersebar di penjuru desa Singgahan dan Pelem di Kecamatan Pare Kediri. Dengan aneka program yang ditawarkan tentu para mahasiswa itu akan dimanjakan dengan bahasa Inggris setiap harinya. Dan yang menggiurkan lagi adalah biayanya yang sangat terjangkau bagi kantong mahasiswa.
Kursusan-kursusan itu biasanya memiliki program unggulan. Ada yang memiliki spesialisasi di bidang percakapan (conversatiorn) dan ada juga yang mengkhususkan diri di bidang tata bahasa (grammar). Durasinya pun bervariasi mulai dari 2 minggu, 1 bulan, 3 bulan ada juga yang hingga 6 bulan. Bagaimana dengan biaya? Cukup dengan sekitar Rp 50.000 per bulan, Anda bisa masuk setiap hari mulai dari Senin hingga Jumat. Nah murah sekali bukan?
Masih kurang? Ada juga kursusan yang memfokuskan dirinya dengan sistem English Camp. Dalam English Camp ini, anda cukup membayar sekitar Rp 350.000 per bulan dan Anda akan tinggal di asrama yang mewajibkan Anda untuk berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris 24 jam!
Tak ada salahnya kalau anda adalah mahasiswa atau punya anak yang ingin memanfaatkan liburan kuliahnya. Datang saja ke kampung ini. Maka selepas liburan, Anda akan kaget dengan perubahan diri anda yang sudah bisa berbahasa Inggris dan menambah teman dari seluruh penjuru negeri. Satu lagi belajar di Kampung Inggris ( Kampoeng Inggris Pare ) ini tidak membuat kantong jebol.

Ads Todays

Ads Todays